Jumat, 03 September 2010

Krisis Finansial 2008 : Kearah mana akan Bergerak?

Dunia diambang Panggung Penggenapan Nubuatan Daniel
Pendahuluan

Tahun 2008 ini banyak peristiwa yang mengejutkan dunia. Global Warming masih menjadi topik pembicaran hangat di dunia. Harga minyak yang melambung tinggi diatas U$D 150 / barel belum hilang dari ingatan kita.
Dibulan ini dunia di kejutkan dengan krisis finansial, yang diawali kredit macet perumahan kelas rendah (“subprime mortgage”) di Amerika Serikat sejak tahun 2007. Kredit macet yang menular hingga merambah Eropa dan Asia. Pasar saham jatuh sampai diatas 50 %. Di Indonesia kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 51, 04 % sejak Januari 2008 (Kompas, Jumat 24 Oktober 2008).
Krisis Finansial 2008 : Kearah manakah akan bergerak?
Runtuhnya perusahaan raksasa Investasi dunia Lehman Brothers yang diikuti perusahan yang lain seperti Morgan Stanley dan Merril Lynch adalah kisah resesi ekonomi yang bisa kita saksikan di bulan lalu, yang kemungkinan masih panjang. Sampai tulisan ini diselesaikan (Kamis, 30 Oktober 2008), harga saham Nasdaq, Dow Jones, Wall Street, Nikkei, S & P 500 masih belum pulih bahkan semakin jatuh, dan di running teks sebuah televisi swasta tercatat : Krisis semakin menganga”. Sementara rupiah menyentuh angka 11.000 dan harga saham IHSG jatuh ke posisi Rp 1.111, terendah sejak tahun 2000, setelah sempat tercatat diawal 2008 di posisi Rp 2.800,.
Lalu apakan krisis ekonomi ini sama dengan krisis saat resesi besar 1929? Atau bagaimana dengan krisis tahun 1930, 1970 dan juga krisis tahun 1998 yang kita ikut merasakannya? Ada perbedaan nyata dan mencolok, setidaknya dari sudut pandang saya, yaitu, cara pemimpin dunia menanggapi krisis ini. Apakah itu? Mari kita lihat.
Pada minggu III dan IV di bulan oktober ini, lembar Internasional di Harian Kompas, hampir setiap hari dihiasi dengan adanya rencana “Reformasi Keuangan”, atau “Perombakan Sistem Finansial”. Kompas, edisi Senin 20 Oktober 2008, pada halaman 10 menulis “Reformasi Keuangan Dibahas”. Pada kolom ke lima ditulis “ Para pemimpin Eropa berupaya merombak total sistem Bretton Woods yang menjadi pegangan dalam sistem keuangan Internasional sejak berakhirnya Perang Dunia ke II. Eropa ingin meluncurkan sistem keuangan baru.”
Kompas, edisi Minggu 26 Oktober 2008, membuat Head Line “ Asem : Rombak Sistem Finansial”. Pernyataan ini dimuat setelah disepakatinya “Reformasi Keuangan” oleh Asia, setelah Eropa mengusulkannya. Asia telah bergabung dengan Eropa, kini tinggal Amerika yang enggan untuk ikut serta didalam reformasi Finansial ini karena takut akan mengganggu asas perdagangan bebas. Maka dapat kita katakan respon Pemimpin Dunia atas krisis ini adalah “Reformasi Sistem Finansial”.
Lalu apakah reformasi Finansial itu? Saya akan menjelaskan, begini, kita tahu sekarang diseluruh dunia Cadangan Devisa setiap Negara dihitung dalam Dollar Amerika Serikat (US$). Namun dengan adanya “Kurs” (nilai tukar) mata uang dunia, menjadi permasalahan Global. Contoh, misalnya anda membawa uang sebanyak 10.000 US$ dari Amerika Serikat, hendak bepergian ke seluruh dunia. Uang ini tidak anda belanjakan, hanya anda tukarkan ke mata uang Negara yang anda kunjungi. Ketika anda tiba diJepang, maka uang yang US $ 10,000.00 tadi anda tukarkan ke Yen Jepang, maka nilainya akan berkurang. Dari Jepang anda menuju Thailand, dan anda tukarkan Yen tadi ke mata uang Thailand yaitu Baht, maka nilainya akan berkurang lagi. Setelah dari Thailand anda meneruskan perjalanan ke Malaysia dan menukarkan uang anda dari Baht ke Ringgit. Seterusnya anda ke Indonesia, dan menukar ringgit anda menjadi Rupiah, seterusnya anda ke India tukar dengan Rupee. Begitu seterunya.
Bayangkan anda mengunjungi 50 Negara di dunia dan menukarkan uang tersebut ke mata uang Negara setempat, walaupun tidak dibelanjakan, setibanya kembali di Ameriaka Serikat, dan menukarkan uang anda kembali ke US $, maka uang yang awalnya US $ 10.000,00 tadi bisa hilang lebih dari setengah. Kemanakah hilangnya? Kita tidak tahu. Itulah kurs tadi. Maka untuk menggantikan uang yang hilang akibat dari kurs tadi, akan dicetak lagi uang kertas senilai yang hilang sepanjang diperjalanan tadi.
Kita tahu bahwa semakin banyak uang beredar, akan menimbulkan inflasi. Maka akibat dari kurs ini dan pencetakan uang Dollar yang berlebihan, krisis ekonomi dunia sepertinya tinggal menunggu waktu untuk menjadi sebuah siklus, yang datang berulang dan berulang setelah pasar tidak mampu lagi menahan laju inflasi.
Sementara Amerika mengeluarkan uang kertas Dollar jutaan lembar setiap hari diseluruh dunia, apakah jaminan bahwa uang kertas dollar itu layak dihargai senilai yang tertulis di uang Dollar kertas tersebut? Seharusnya setiap lembar uang Dollar yang dikeluarkan Bank Sentral Amerika, harus disertai jaminan sebesar nilai uang tersebut, berupa barang berharga yang seluruh dunia mengakuinya, seperti emas atau perak. Kalau tidak demikian, uang Dollar itu tidak berbeda dengan kertas yang lain, yaitu hanya sekedar kertas biasa. Itulah sebabnya setiap lembar uang tersebut harus disertai jaminan oleh otoritas Bank yang mengeluarkannya. Jika sewaktu-waktu nilai mata uang itu di devaluasi, maka Bank yang mempunyai otiritas mengeluarkanya harus sanggup menggantinya senilai mata uang tersebut.
Tetapi Amerika dengan seenaknya saja mengeluarkan jutaan lembar uang kertas itu dan dipergunakan diseluruh dunia menjadi alat tukar yang sah, tanpa kita tahu apa jaminannya, dan kita tidak punya kesempatan untuk mengeceknya di Amerika sana.
Sementara dunia sibuk untuk menjaga kurs mata uangnya masing-masing terhadap dollar Amerika, yang kita tidak tahu perbandingan terhadap apa sebenarnya melemah atau menguatnya mata uang suatu Negara terhadap US $ tadi. Inilah yang mau direformasi
Bretton Woods
Pada tahun 1944 di Bretton Woods, lahir suatu tatanan ekonomi Eropa. Pada konfrensi di Bretton Woods, dibicarakan seperangkat peraturan Internasional untuk mencegah terulangnya kesalahan runtuhnya sistem ekonomi Liberal pada 1929. Konfrensi ini mengusulkan didirikannya Uni Kliring Internasional, dengan mata uang tersendiri. Maka untuk memuluskan rencana ini, lahirlah International Monetary Fund (IMF) dan kemudian lahir World Bank (Bank Dunia). Tetapi atas tekanan Amerika Serikat, rencana ini dimentahkan dan merubah aspek-aspek pentingnya.
Tetapi kita tahu bersama hegemoni Amerika Serikat, sukses dengan konsep Kapitalisme setelah runtuhnya tembok Berlin dan runtuhnya Uni Soviet. Sistem mata uang Dunia menjadi Dollar Amerika Serikat dan menjadi alat tukar resmi Internasional. Negara lain akhirnya mengaitkan mata uang mereka dengan dollar, dalam suatu sistem nilai tukar yang tetap, dan berusaha menyesuaikan mata uangnya dengan dollar. Perbedaan diatas 1% akan memaksa Negara tersebut harus membeli dollar untuk transaksi Internasional.
Sekedar mengingatkan kita, krisis ekonomi 1997, diawali dengan diambangkannya mata uang Baht Thailand, kemudian won Korea, dari yang sebelumnya mempunyai nilai tetap. Rupiah juga ikut ambruk dari Rp 2.500,- per US $ menjadi sampai Rp. 17.000 per US $ , sehingga mau tidak mau, untuk transaksi intenasional harus pakai dollar.

Bagaimana mereformasinya?
Dari percakapan yang sedikit sudah muncul kepermukaan oleh para pengamat ekonomi, arah dari reformasi ini adalah dengan diadakannya (kembali) mata uang bersama seperti yang diusulkan oleh Bretton Woods dulu. Dan nama yang muncul ke permukaan adalah mata uang Dinar. Kenapa Dinar?
Koin Aureus, atau denarius aureus (denarius emas), adalah mata uang emas yang dikeluarkan Julius Caesar bertalian dengan kebijaksanaan keuangannya pada masa pemerintahannya sM 49 (Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II hal 520).
Dengan kembalinya alat tukar yang sah adalah Dinar Emas, maka kekhwatiran akan tidak adanya jaminan uang kertas yang dikeluarkan Amerika menjadi tidak terjadi lagi, karena uang Dinar adalah Uang emas, Dinar adalah jaminan untuk dirinya sendiri, tidak perlu lagi adanya jaminan di Markas Bank yang mengeluarkan mata uang tersebut. Jadi dimanapun diterbitkan uang Dinar, seluruh Dunia mengakuinya, dan tidak ada lagi yang namanya Kurs, karena nilai uang Dinar tersebut adalah seharga kandungan emas yang ada didalammya, sama untuk semua Negara.
Stimulus untuk penerapan angka 666
Penggunaan uang Dinar (jika ini yang menjadi kenyataan dan arah reformasi finansial) akan menjadi stimulus untuk penggunaan chip sebesar 7 mm yang sudah diproduksi massal sekarang ini. Dengan penggunaan uang logam ini, akan tidak mungkin membawa uang dalam jumlah banyak. Padahal dengan uang kertas saja, kita sudah kerepotan dan beralih ke Kartu ATM, Kartu Kredit , Kartu Debet, dan kartu lain yang memiliki banyak kemudahan.
Tapi anda lihat sekarang, ternyata dengan kartu itu semua, kemudahan ini bisa juga menjadi masalah. Orang juga ternyata bisa antri di ATM karena banyak juga yang sudah menggunakan ATM. Kartu Kredit juga ternyata sudah banyak yang dipalsukan. Kelemahan-kelemanan ini akan coba diatasi, dengan penggunaan chip didahi atau di tangan. Itulah angka 666 yang telah dinubuatkan oleh Alkitab. Dengan alasan akan lebih praktis, tidak mungkin hilang, dan punya akses lebih luas, maka pengalihan dari kartu kredit, kartu belanja dan kartu yang lain, ke chip ini akan semakin cepat melaju.
Dunia menuju panggung Nubuatan Daniel
Sekilas krisis ini hanyalah krisis finansial biasa sebagaimana krisis-krisis yang sudah pernah terjadi di Dunia. Tetapi apa kata Alkitab, seandainya Dunia kembali menggunakan mata uang Dinar ini? Tanpa kita sadari sebenarnya kita sedang menggenapi apa yang telah dinubuatkan oleh Alkitab, terutama Kitab Daniel. Mari kita lihat apa kata nubuatan ini
Sebuah mimpi Raja Babel, Nebukadnezar (604-562 SM, lihat kamus Alkitab) tentang apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang jauh sebelum hal itu terjadi, dengan sangat baik ditafsirkan oleh Daniel. Jika kita mengurut sejarah dan belajar dari Alkitab maka apa yang ditafsirkan oleh Daniel dalam Daniel 2 sudah terbukti dengan sangat tepat. Empat kerajaan setelah Raja Babel yaitu Media dan Persia, Yunani dan Roma yang digambarkan sebagai kerajaan emas, perak, tembaga dan besi telah mewarnai sejarah Dunia.
Lama setelah mimpi Nebukadnezar, Daniel sendiri juga bermimpi tentang keempat kerajaan itu yang digambarkan sebagai binatang (Dan 7 ; 3-7). Jika yang keempat kerajaan telah muncul dan telah berlalu dari sejarah dunia, yang menarik dari mimpi Daniel adalah kesepuluh tanduk yaitu kesepuluh kerajaan yang muncul dari kerajaan itu (Dan 7 ; 7+24).
Ada yang menafsirkan Kesepuluh Raja ini adalah Uni Eropa yang awalnya memang terdiri dari 10 Negara. Tetapi sekarang Uni Eropa berjumlah 41 negara. Lalu apakah kerajaan yang kesepuluh tersebut. Menurut Dwight L. Kinman dalam bukunya Diktator Dunia yang Terakhir), hal 6, kerajaan yang kesepuluh itu adalah pusat Kapitalis Dunia dengan ditandai dengan ekonominya yang maju yaitu : 1. Amerika Serikat, 2. Eropah, 3. Jepang, 4. Australia, 5. Rusia, 6. Afrika Selatan, 7. Timur Tengah dan Afrika Utara, 8. Afrika Tengah. 9. India, 10 Cina.
Negara yang lain yang tidak disebutkan diatas, akan menjadi pelengkap dan pengikut dari kesepuluh Negara ini. Dan seperti kita saksikan, Negara-negara maju tersebut berebut dan berusaha memperluas pengaruhnya bagi Negara lain dengan pembentukan Fakta-Fakta, seperti Asean – India, Asean – China dll.
Tentang munculnya seorang raja yang berbeda dari raja-raja yang terdahulu banyak ditafsirkan para theolog sebagai munculnya suatu Tatanan Dunia Baru, yaitu satu pemerintahan diseluruh Dunia dan dengan satu mata uang Dunia. (Tony Evans : The Best is yet to Come ; Dwight L. Kinman ; Diktator Dunia yang Terakhir). Seorang ekonom Eropah bernama Immanuel Wallerstein mengatakan “Pada akhir abad lima belas dan awal abad enam belas, muncul apa yang kita namakan sistem dunia Eropa. Ini bukan suatu kerajaan, tetapi seluas kerajaan besar dan memiliki beberapa ciri yang sama, Berbeda dan baru … Ini suatu entitas ekonomi, bukan entitas politik.
Beberapa bulan yang lalu, saat penulis memimpin CPKK, dengan menguatnya nilai mata uang EURO terhadap Dollar amerika Serikat, penulis meramalkan uang itu adalah mata uang Euro. Karena kebetulan keluar dari Eropa yang adalah Negara bekas wilayah Kerajaan Roma dimasa jayanya. Tetapi kemunculan Dinar secara tiba-tiba kembali menghenyak penulis, bahwa mata uang itu bukanlah Euro tetapi Dinar yang awalnya dicetak dan diedarkan oleh penguasa Roma Julius Caesar, kerajaan terakhir dari 4 kerajaan dari nubuatan Daniel. Maka Dunia sedang dikembalikan keasal dari kerajaan yang keempat, dimana dari sana muncul 10 tanduk dan muncul satu tanduk yang berbeda, yaitu tatanan dunia baru dan satu mata uang dunia.
Maka tanpa disadari oleh dunia, Eropah dan kemudian mengajak Asia, telah membawa Dunia dalam penggenapan Nubuatan Daniel tentang satu tanduk yang berbeda dari empat kerajaan sebelumnya yang sudah berlalu dari sejarah kemanusiaan. Dunia sedang berada digerbang panggung Satu Dunia dan satu mata Uang sesuai dengan nubuatan Daniel.
Penutup
Terpujilah Tuhan kita yang adalah Allah yang Kekal yang masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang sama terangnya bagi Dia. Sebelum semuanya terjadi Allah sudah menyatakannya kepada kita. “Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. (Amos 3:7)
Sebelum kedatanganNya kembali untuk kedua kalinya, Tuhan Yesus telah menyatakan apa yang akan menjadi tanda-tanda yang mendahului kedatanganNya. Itulah sebabnya kita sebagai orang percaya seharusnya bisa melihat tanda-tanda zaman, karena kita bukanlah anak-anak kegelapan, melainkan anak-anak terang. Dan satu hal yang pasti, Tuhan Yesus telah menyatakannya lebih dahulu kepada kita supaya kita percaya ( “Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. (Mat 24 ; 25)
Entah apa yang terjadi diluaran sana, kita tidak tahu, tapi kita mendengar adanya krisis, dan dunia ikut merasakannya. Mereka yang berbuat, tetapi dunia ikut menderita. Maka benar memang seperti ungkapan Max Webber bahwa Kapitalis, One World adalah “Perbudakan yang tak bertuan, tidak tunduk pada aturan. Dan anda tahu siapa yang tidak tunduk pada aturan, iblis, bapa segala pemberontakan.


Poltak Marbun


Kepustakaan :
The Best is yet to Come ; Tony Evans, Gospel Presss, 1987
Diktator Dunia yang Terakhir, Dwight L. Kinman, Revival Publising House, 2003
Ulrich Duchrow, Mengubah Kapitalisme Dunia, BPK 1999 ; .


Diterbitkan di Bulletin Doa PD. Maranatha
Edisi November 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar