Selasa, 07 September 2010

NATAL : Apa Yang Kita Rayakan?

Seperti biasanya di akhir tahun, kita selalu disibukkan oleh suatu pesta yang sering kita sebut Natal. Kalau kita ditanya apa yang kita rayakan setiap tanggal 25 Desember itu, maka jawaban yang sering kita berikan adalah Hari kelahiran Tuhan Yesus? Maka kita secara universal di Indonesia dan di seluruh dunia mengakui bahwa tanggal kelahiran Tuhan Yesus adalah tanggal 25 Desember itu. Namun jika pertanyaan kembali dilanjutkan Tahun Masehi dihitung mulai kapan, maka akan timbul jawaban yang membuat rancu yaitu sejak kelahiran Tuhan Yesus, seolah-olah kelahiran Tuhan Yesus terjadi pada tanggal 01 Januari tahun 01. Dan memang mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia arti Masehi dalam tahun yang kita jalani sekarang adalah tahun sejak lahirnya Tuhan Yesus.
Tetapi kerancuan ini sering kita abaikan karena turun temurun sejak kecil kita sudah merayakan Natal tanpa peduli dalam kaitan mana itu kita lakukan. Dibalik sukacita besar yang kita alami, kue yang lezat yang kita nikmati, baju baru yang kita kenakan, keindahan dekorasi yang kita buat dan pesta yang kita rayakan tidakkah pernah terbersit sebuah tanya apa yang sedang kita lakukan? Jika kita mengatakan kita merayakan Natal untuk merayakan Kelahiran Tuhan Yesus, mengacu pada pertanyaan rancu diatas apakah benar demikian?
Terlepas dari bagaimana kita dizaman ini merayakannya, pada kesempatan ini penulis mencoba mereview kembali sejarah yang pernah dicatat kapan Tuhan Yesus dilahirkan dengan harapan kita dapat menempatkan dengan tepat tujuan dan makna dari perayaan yang sudah mengakar itu.

Minimnya Informasi
Harus kita akui bahwa tulisan sejarah yang menyangkut Tuhan Yesus sangatlah sedikit. DizamanNya tulisan sejarah yang paling banyak adalah menyangkut penguasa saat itu baik di Israel dan juga mengenai Kerajaan Roma. Sebagai contoh saat kelahiran Tuhan Yesus yang dicatat oleh sejarah pada saat itu adalah sensus penduduk yang dikakukan oleh Kaisar Agustus terhadap semua daerah kekuasaanya. Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia (Luk. 2;1). Sejarah tidak mencatat bahwa pada saat itu ada kejadian dialam semesta bahwa Yesus lahir. Juga saat kematian Tuhan Yesus di kayu salib, terbelahnya tabir bait suci, dan terjadinya gempa hebat yang dicatat dalam Mat. 27;51 dicatat sebagai gempa bumi biasa bukan dalam kaitannya dengan kematian Tuhan Yesus di kayu Salib yang terjadi pada tahun 31 Masehi, yang kita kenal sebagai Jumat Agung.
Minimnya informasi ini sebenarnya sangat menyulitkan jika kita mau mengetahui kapan sebenarnya kelahiran Tuhan Yesus. Jika boleh saya katakan bahwa Kitab Injil bukanlah buku sejarah yang bisa menjadi literature yang memadai sebagai sumber informasi. Walaupun memang sedikit banyak kita bisa melihat hubungan antara Tuhan Yesus dengan sejarah yang terjadi pada saat itu baik budaya, sosial dan politik menyangkut Israel pada zaman Tuhan Yesus. Tetapi itu tidaklah cukup sebagai bahan acuan menyangkut yang lebih detil misalnya tahun, bulan dan tanggal kejadiannya pada saat itu. Oleh karena itulah mau tidak mau untuk mengali informasi yang lebih akurat kita harus melihat sejarah pada saat itu yang dicatat oleh literature sejarah.

Tahun kelahiran : Masa Herodes Agung
Menyangkut kelahiran Tuhan Yesus secara eksplisit Alkitab tidak pernah memaparkan secara jelas. Tapi dari kejadian sejarah pada saat itu kita boleh menafsir kapan Yesus lahir. Pertama, tahun kelahiran. Alkitab mencatat bahwa ketika kedengaran kepada Raja Herodes dari orang Majus bahwa ada seorang yang lahir yaitu Raja Israel, reaksinya adalah agar orang majus memberitahukan dimana tempat lahir Raja itu. Dengan dalih supaya akupun datang menyembah Dia (Mat 2;8), dengan maksud licik dia sebenarnya ingin membunuh karena dia merasa kedudukannya terancam karena Raja yang baru lahir itu. Dari berbagai kejadian itu kita boleh menafsirkan bahwa [1] kelahiran Tuhan Yesus adalah masa Raja Herodes Agung memerintah (Mat 2;1) yaitu 30 - 4 sM.
Informasi yang kedua yang dicatat oleh sejarah adalah apa yang oleh ahli perbintangan, yaitu terjadinya Gerhana Bulan pada tahun 4 sM. Menurut banyak ahli bahwa Gerhana Bulan inilah yang disaksikan oleh Para Majus yang akhinya mereka mengakui bahwa kami telah melihat bintangNya (Mat. 2 ; 1).

Ketiga, yang bisa menjadi informasi kepada kita saat kelahiran Tuhan Yesus yaitu adanya sensus penduduk yang dilakukan Kaisar Roma untuk semua daerah yang dikuasainya (Luk 2;1-2). Sensus ini adalah sensus yang dibuat untuk menghitung orang yang akan mengucapkan janji setia kepada Kaisar di Roma. Sensus ini bukanlah sensus pajak seperti yang terjadi pada tahun 6 M, tetapi cenderung untuk membuktikan kepada Kaisar Roma bahwa Herodes bisa diandalkan untuk menjaga wibawa Roma dari pemberontakan [2]. Sensus ini telah dilakukan sejak tahun 7 sM. Sensus inilah yang terakhir yang dilakukan Herodes sebelum dia meninggal beberapa hari setelah anak sulungnya Antipater di vonis hukuman mati oleh kecurigaan Herodes sendiri dengan tuduhan memberontak terhadap kekuasaannya. Alkitab mencatat bahwa Yusuf berangkat dari Nazaret ke Betlehem karena dari keluarga dan keturunan Daud (Mat. 2;4). Pada saat itulah tiba waktunya bagi Maria untuk bersalin (Mat 2;6).

Hari Raya Israel
Dalam tradisi Israel dikenal tujuh hari raya Besar yaitu :
1. Hari Raya Paskah (Kel 10;2),
2. Hari Roti tidak beragi (Kel 23;6-8),
3. Hari Raya Buah sulung,
4. Hari Raya Pentakosta (Kel 23;16),
5. Hari Raya Sangkakala (Im. 23;24),
6. Hari Raya Pendamaian (Im 23;26-31),
7. Hari Raya Tabernakel atau dikenal juga sebagai Hari Raya Pondok Daun (Im. 23; 33-43).
Dari ketujuh hari Raya tersebut semuanya menunjuk kepada apa yang akan dialami oleh Yesus. Baik kelahiran, kebangkitan sampai kedatangan Roh Kudus (Pentakosta) semuanya telah diungkapkan dalam Taurat Musa. Hari kelahirannya? Hari Raya Tabernakel adalah Hari Raya penunjuk kelahiran Tuhan Yesus.
Hari Raya Tabernakel adalah hari Raya yang paling meriah dari ketujuh Hari Raya tersebut yang disebut juga sebagai Festival Cahaya. Saat hari Raya ini Bait Suci dipenuhi dengan cahaya. Ke empat sudut Bait suci dipasang lampu besar seolah-olah menerangi seluruh Bangsa [3]. Malam seperti inilah Kelahiran Tuhan Yesus dimana orang Majus melihat bintang-Nya (Mat 2;1).

Bulan Kelahiran Tuhan Yesus
Dalam Injil Lukas 1;5 dicatat bahwa Maria Ibu Yesus didatangi oleh Malaikat Gabriel dengan mengatakan bahwa saudaramu Elisabeth (Ibu Yohanes Pembaptis) yang dikatakan mandul itu telah mengandung. Dan inilah bulan keenam bagi dia.
Dihitung mundur dari bulan keenam dari pertemuan itu, bulan berapakah kehamilan Elisabeth? Hal ini dapat kita telusuri dari kisah Elisabeth sendiri yang dikatakan Mandul. Imam Zakharia adalah suami Elisabeth yang bisu saat bertugas di Bait Allah, mendapat penglihatan saat di Ruang Maha Kudus. Sekarang bisa kita tafsir bahwa kehamilan Elisabeth terjadi setelah suaminya mendapat penglihatan di Bait Suci kemudian pulang dan menemui istrinya.
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bulan berapakah Imam Zakharia bertugas?
Kitab Tawarikh memberi kita sedikit kejelasan. Zakharia suami Elisabeth mendapat giliran pada urutan ke-8 (1 Taw. 24;10). Setiap rombongan (Group) bertugas sekali 1 minggu, yang bertugas sesuai dengan kalender keagamaan yaitu bulan Nisan yaitu pertengahan Maret. Tetapi menurut berbagai sumber, setelah giliran Imam Zakharia selesai dia tidak bisa langsung pulang karena bertepatan dengan Hari Raya Pentakosta yaitu akhir Mei, dimana semua Imam diminta untuk bertugas bersama. Oleh karena itu Imam Zakharia harus mendapat tugas lanjutan selama 2 minggu. Akibatnya Imam Zakharia baru bisa pulang antara akhir Mei-Awal Juni. Dihitung enam bulan setelah kehamilan Elisabeth sampai kedatangan Malaikat Gabriel kepada Maria yaitu sekitar Desember, saat itulah kehamilan Maria (Luk 1;36). 


 
 Kalender Ibrani
Jika Kandungan Yesus normal sebagai Lelaki biasa yaitu selama sembilan bulan maka kemungkinan kelahiranNya adalah September akhir atau Oktober awal. Saat itulah Israel merayakan Hari Raya Tabernakel.
Satu hal lagi yang menjadi informasi bagi kita bahwa kelahiran Tuhan Yesus bukan terjadi di Bulan Desember adalah para Gembala diladang yang dicatat oleh Alkitab. Lukas 2 ; 8 mencatat Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam”. Siklus para Gembala untuk menggembalakan kawanan dombanya, bahwa bulan Desember tidak memungkinkan mereka untuk bermalam diladang. Saat musim dingin datang, sang gembala akan menggiring kawanan kembali ke kandang yang tertutup. Jika tidak, domba-domba tersebut bisa mati karena hujan deras, badai es, dan salju. Dari bulan November sampai musim semi, para gembala tidak akan membawa kawanan mereka ke luar.

Dunia merayakan tanggal 25 Desember.
Perayaan Natal tidak pernah dirayakan sampai abad ke III. Didalam Gereja purba sendiri, baik oleh murid-murid Tuhan Yesus, di Gereja Yerusalem dimana Yakobus, Petrus dan Yohanes dikenal sebagai sokoguru Jemaat tidak pernah berbicara mengenai Natal. Paulus dalam surat-suratnya juga tidak pernah menyinggung Natal kecuali pemberitaan Injil. Satu hal lagi Ensiklopedia Alkitab tidak mencatat mengenai Natal.
Perayaan Natal yang kita Rayakan sekarang ini tidak terlepas dari perkembangan sejarah dunia. Perayaan Natal dimulai sejak Raja Konstantin (285-337) menyatakan diri menjadi Nasrani. Di masanya rakyat Roma ada sebuah tradisi setiap tanggal 25 Desember merayakan pesta Besar yaitu Hari Raya Saturnalia. Hari raya ini diperingati untuk menyambut kembalinya Matahari ke Belahan Bumi utara setelah mencapai garis selatan. Peristiwa Astronomi yang dapat kita alami sampai sekarang mereka anggap sebagai hari kembalinya Dewa Matahari (band : dengan Hari Raya Tabernakel).
Sejak saat itu tanggal 25 Desember diusulkan menjadi Hari Lahir Raja Terang yaitu Tuhan Yesus. Walaupun pada awalnya terjadi perdebatan dimana Gereja di Yerusalem tidak menerima tanggal itu. Karena memang diyakini bahwa tanggal itu tidak tepat sebagai kelahiran Tuhan Yesus. Tetapi secara tidak resmi seolah tak peduli dengan kebenaran, Umat Nasrani mengakui tanggal 25 Desember sebagai hari Lahir Tuhan Yesus. Pada Akhirnya Gereja luluh dengan mengadopsi apa yang sudah terjadi dimasyarakat. Paus Julius I pada pertengahan Abad IV menetapkan tanggal 25 desember sebagai Hari Natal sampai sekarang ini.

Daftar Pustaka
[1]
Kamus Alkitab (Alkitab bahagian belakang) Herodes Agung (37-4 sM)
[2] France, RT. Yesus Sang Radikal, BPK, 2002, hal 31
[3] Ensiklopedia Alkitab jilid I hal 379



Tidak ada komentar:

Posting Komentar