Kamis, 29 Desember 2011

Pastoral Konseling

Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Yoh 10:11

Pendahuluan
Penggembalaan dalam kehidupan Kristiani adalah sesuatu hal yang sangat penting dan merupakan tanggung jawab dan bukti kasih kita kepada Allah. Dalam percakapan Tuhan Yesus yang sangat mengharukan dengan murid-muridnya (Simon Petrus), dalam Yohanes 21, jelas dikatakan bahwa bukti kasih itu adalah “Gembalakanlah domba-dombaku”. Inilah adalah sebuah teladan bagi setiap orang percaya untuk menjadi gembala bagi kawanan domba Allah.

Dalam kehidupan Kristen yang sudah diselamatkan, yang sudah menerima dan meresponi kasih karunia Allah, harus terus-menerus didorong untuk merasakan hadirat Allah dalam kehidupan mereka. Interaksi orang percaya dengan kasih karunia Allah inilah kunci penentu kehidupan orang Kristen. Seberapa jauh kemajuan kehidupan mereka sebagai orang-orang percaya tergantung mutlak pada seberapa banyak mereka menyambut dan mensyukuri kasih karunia yang Allah berikan. Oleh karena itu Konseling sebagai sarana pelayanan Firman Allah untuk mengubah hidup, mengubah nilai, kepercayaan, relasi, tingkah laku dan sikap-sikap orang percaya

Pengertian
Konseling adalah proses pemberian pertolongan yang dilakukan oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (konsele) yang mengalami sesuatu. Konseling adalah usaha yang untuk membantu orang dalam menjalani proses pengkudusan (sanctification) yang dilakukan oleh Allah, dengan demikian diharapkan hal ini akan memungkinkan konselee untuk menemukan hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan menjadi semakin serupa dengan Kristus.

Konseling Kristen berbeda dengan konseling Sekuler karena Konseling Sekuler tidak mungkin membawa konsele untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan semakin serupa dengan Anak-Nya, karena Konseling Sekuler memang tidak dibangun berdasarkan kebenaran pada Firman Allah dan tidak memiliki tujuan akhir untuk setia dan taat kepada Firman-Nya.

Umumnya konseling berasal dari pendekatan humanistik dan client centered. Konseling berhubungan dengan permasalahan sosial, budaya, dan hal-hal yang berhubungan dengan soal-soal konkrit dari hidup manusia. Membutuhkan saling pengertian untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.

Dasar Alkitab
Konseling sangat banyak kita temui dalam Alkitab. Dalam Perjanjian Lama misalnya, dapat dilihat bagaimana Elihu dan kawan-kawanya memberi nasihat kepada Ayub ketika Ayub menderita. Daniel menasihati raja Nebukadnezar. Demikian juga Raja Daud memainkan kecapi untuk menghibur Saul yang murung dan gelisah.

Dalam Perjanjian Baru, Gereja sebagai Tubuh Kristus, persekutuan orang yang percaya, hidup saling tolong-menolong. Rasul Paulus dalam berbagai kesempatan menasehatkan agar umat Tuhan saling tolong - menolong. “Bertolong - tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus (Gal 6:2).

Sesuai dengan rencana Tuhan, Gereja menjadi kesatuan atau persekutuan dari orang-orang yang percaya dan oleh kuasa Roh Kudus diberi kuasa untuk melayani sesama, baik di dalam maupun di luar gereja, mempunyai tugas untuk pergi, menghibur, dan melayani orang lain dengan kasih.

Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan” (1 Tes 5:11) “tegorlah mereka yang hidup tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.” (1 Tes 5:14)

TUJUAN KONSELING
Tujuan pelayanan konseling adalah pewartaan kasih Tuhan untuk tujuan adanya perubahan, sehingga seorang konsele dapat menerima anugerah pulihnya hubungan kasihnya dengan Tuhan, dengan demikian permasalahannya dapat dicari jalan keluarnya bersama Tuhan.
Tujuan konseling antara lain :
- Mengubah suatu sikap atau tingkah laku yang merugikan dan menolong seseorang untuk mengerti nilai-nilai kehidupan di dalam Tuhan.
- Meningkatkan kualitas kehidupan seseorang, sehingga pandangan dan penilaian diri sendiri bisa menjadi lebih obyektif serta peningkatan ketrampilan dalam penyesuaian diri lebih efektif dalam hubungan sosialnya.
- Membantu seseorang untuk dapat mengekspresikan dirinya secara sehat sehingga mengalami pertumbuhan iman dan kematangan emosi dan dapat mengatasi dengan lebih mudah permasalahannya.
- Menyadarkan konseli akan dosanya, agar mengakui dosanya dihadapan Tuhan, supaya dapat mengalami pengampunan dan memulai suatu kehidupan yang baru.
- Belajar tumbuh dalam iman dan pengenalan akan Tuhan dalam doa dan perenungan Firman Tuhan secara teratur.
- Menyadarkan konsele akan apa yang sedang terjadi pada dirinya, dan menyadari unsur-unsur yang tidak realistis yang mempengaruhi perasaan dan tingkah lakunya pada saat itu.
- Menolong konsele untuk menemukan identitasnya sebagai orang percaya dalam tanggung jawabnya pada Tuhan dan mendorong dia untuk mengambil keputusan etis yang rasional.
- Menolong konsele agar semakin hari di ubahkan dan menjadi serupa dengan Kristus.

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
(Roma 8:29)

Konselor
Kepribadian konselor sangat menentukan hubungan yang terjadi di dalam konseling. Kata kunci yang perlu dibangun melalui kepribadian konselor ialah menjadi kepercayaan dari konseli agar konseli merasa penting membukakan hal-hal yang ia rasakan sangat berharga dalam permasalahannya atau beban-bebannya.

Seorang gembala dalam tugas pastoralnya harus merasakan panggilan Allah terhadap dirinya yang mau memakai sejarah hidupnya sendiri dalam praktik pastoral dan hal tersebut dilakukannya sebagai arena pertanggungjawaban kepada Allah. Dalam praktik pastoral, seorang gembala atau konselor harus tetap menyadari kelemahan dan keterbatasannya, sehingga ia tetap menjadi rendah hati dan sabar dalam mendengarkan dan menghargai konseli seperti apa adanya demi pertumbuhan dan kebaikan konseli.

Beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh seorang konselor :
1. Bersikap menerima seseorang sebagaimana adanya.
Konselor akan mampu memberikan rasa nyaman kepada konseli, membina hubungan, membentuk suasana penuh kejujuran.
2. Memiliki Empati (Emphaty).
Seorang konselor harus menanamkan perasaan empati di dalam dirinya. Mampu merasakan problem seseorang seperti orang itu merasakannya, namun tidak hanyut dalam perasaan konseli.
3. Seorang konselor harus mempunyai jaminan emosional (emotional security).
4. Memahami diri sendiri dan Ilmu jiwa atau psikologi dasar.
5. Mempunyai Kesiapan Rohani yang baik.

Konsele
Karena perbedaan latar belakang konsele, maka seorang konselor perlu terlebih dahulu mengenal sang konseli agar layanan konseling itu bisa berlangsung secara efektif. Pengenalan latar belakang ini penting untuk membantu konselor dalam menentukan orientasi suatu proses konseling

Pengetahuan mengenai keadaan konseli yang sedalam-dalamnya merupakan syarat mutlak untuk melakukan suatu penggembalaan. Jika kita benar-benar ingin membimbing konseli dengan sebaik-baiknya, maka kita sangat memerlukan pengetahuan ini. Paling sedikit kita harus mengetahui sifat-sifat, kapasitas, dan kemampuan konseli. Selain itu, kita juga harus mengetahui pengaruh lingkungan konsele, misalnya rumah, sekolah, dan masyarakat lingkungan hidupnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari Konsele :
1. Identitas konsele
Pembimbing harus mengetahui hal-hal berikut ini nama konsele, alamatnya, tempat dan tanggal kelahirannya, jumlah saudaranya, anak ke berapa, agamanya, pendidikannya, identitas orang tuanya, ayah kandung/tiri dan/atau ibu kandung/tirinya, dan seterusnya.

2. Latar belakang konsele
Dalam bimbingan dan penyuluhan, koselor juga harus mengetahui keadaan rumah konsele -mengingat keadaan rumah konseli berpengaruh sangat besar terhadap kehidupannya seperti keadaan ekonomi keluarga, tingkat kebudayaan, sifat hubungan antar anggota keluarga, situasi rumah pada umumnya dan lingkungan sosialnya.

3. Keadaan kesehatan konsele
Seorang pembimbing harus mengetahui keadaan kesehatan jasmani dan rohani konsele.

4. Bakat-bakat konsele
Salah satu tujuan pembimbingan dan penyuluhan ialah menuntun konseli agar mencapai prestasi setinggi-tingginya, sesuai dengan bakat dirinya.

5. Prestasi
Pembimbingan dan penyuluhan yang baik seharusnya mengungkapkan pula prestasi-prestasi yang telah dicapai.
6. Hobby
7. Penyesuaian diri terhadap lingkungan

Pembimbing perlu mengetahui tingkatan penyesuaian diri konseli, bagaimana penyesuaian sosialnya, penyesuaian pribadinya, hubungannya dengan teman-teman dan orang tuanya serta orang-orang yang lain.

Tahapan Konseling
Proses konseling bersifat Kristen sehingga hanya dapat dilakukan oleh seorang konselor Kristen. Hal ini dikarenakan konselor Kristen sangat mengharapkan keterlibatan Roh Kudus serta segala tindakannya harus didasarkan pada Alkitab. Ia harus memiliki keyakinan bahwa hidup yang benar hanya sesuai dengan Firman Allah yang benar. Tahapan-tahapan dalam konseling adalah :

1. Observasi Masalah
Pada bagian ini konselor menjelajahi masalah yang dihadapi oleh konseli, termasuk apa yang dipikirkan, dirasakan, keinginan, mengumpulkan informasi dan fakta.
- Membangun hubungan antara konselor dengan konseli.
- Membantu menemukan kejelasan masalah.
- struktur masalah dan kaitan satu dengan yang lain.
2. Interpretasi
Pada tahapan ini konselor sudah harus dapat menginterpretasikan masalah konseli. Pada tahapan ini, yang perlu dulakukan konselor adalah :
- Memberi dukungan
- Membagi pengalaman
- Memberi prediksi berupa informasi yang didalamnya terdapat gambaran hal-hal yang mungkin akan terjadi jika konseli memutuskan apa yang akan dilakukan.

3. Tidakan
- Tunjukkan empati Anda dan tunjukkan bahwa Anda yakin ia dapat memecahkan masalahnya.
- Berikan dukungan dan sarana-sarana, jika dibutuhkan.
4. Tindak lanjut
- Buatlah jadwal untuk pertemuan tindak lanjut untuk mengetahui perkembangannya.
- Buatkan catatan singkat mengenai hasil pertemuan.
Mengingat bahwa seluruh proses konseling itu ditujukan bukan untuk sekedar melayani dan pemberian nasihat, tetapi lebih lagi untuk membimbing ke arah keutuhan manusiawi, maka proses konseling demi pertumbuhan itu tidak sesederhana seperti yang diduga. Maka, untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif, haruslah diketahui antara lain :
- Jangan terburu-buru dengan tidak mengikuti prosedur konseling yang bertanggung jawab.
- Jangan memaksakan seorang konsele untuk mengikuti apa yang disarankan seorang konselor.
- Jangan terlalu banyak melibatkan diri dengan perasaannya sendiri dalam masalah atau persoalan.
- Selalu harus memegang rahasia.
- Jangan mencoba menangani semua persoalan.

CIRI-CIRI DALAM KONSELING
Ciri dari konseling adalah :
- Suatu bentuk wawancara (tidak berupa kotbah) dan berbentuk rahasia atau confidential. Hal-hal yang bersifat pribadi yang dibicarakan dalam konseling tidak dapat dijadikan bahan informasi untuk orang lain. Kerahasiaan ini penting untuk memelihara kepercayaan konseli terhadap konselor.
- Konseling biasanya dilakukan di tempat tersendiri artinya bukan di tempat ramai.
- Adanya komunikasi yang mendalam antara konselor dan konsele, jadi bukan sekedar berbicara.
- Bukan hanya pemberian nasihat, informasi atau saran walaupun hal itu kadang diperlukan.
- Tanpa paksaan karena ini akan mengakibatkan perlawanan dan rasa terpaksa dari konseli yang menjadi hambatan dalam proses konseling karena konsele tidak akan terbuka.
- Mendengarkan dengan penuh perhatian. Konseling yang efektif tidak akan terjadi apabila konselor menerima konseling sambil mengerjakan sesuatu.
- Keputusan terakhir adalah keputusan konsele. Konsele harus merasa bahwa yang dihadapi adalah masalahnya bukan masalah konselor karena itu dialah yang bertanggungjawab untuk mengatasinya.
- Ada kepercayaan antara konseli pada konselor.
- Ada sikap yang tulus dalam membantu dan kerjasama antara konselor dan konseli.

Kesimpulan
Menjadi konselor yang efektif seorang konselor harus memahami arti kehidupan Kristen dengan benar berdasarkan kebenaran Alkitab. Pemahaman ini akan meneguhkan konselor untuk menggunakan Alkitab sebagai jawaban final atas setiap permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa strategi pelaksanaan konseling yang efektif membutuhkan persiapan pribadi konselor Kristen yang seimbang, baik secara teologis maupun psikologis yang dikembangkan melalui pengalaman rohani, intelektual, emosional, dan social.

Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.
Kol 3:9-10

Bahan CPKK P3KS 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar