Berkali-kali aku ucap doa
Adakah
cinta yang terlalu?
Bisakah
mencintai dengan sekedar?
Dengan
bahasa apakah harus diungkapkan cintaku?
Tak kala
kuabaikan harga diriku
demi
cintaku... semestinyakah?
Lalu aku
terdiam sejenak
Dalam
rimba jiwa yang lantak
Dengan
hati yang di dera rindu
sayang
sekali, aku tak mengerti nyanyian cintaku.
Hanya
dari celah terali penjara jiwaku
Aku
memandang tak berdaya
Hasrat jiwa
yang tak sanggup menjangkau cinta dari dekat.
Hati
pilu memanggil kekasih yang tak sudi berbelas kasihan
Cinta
terabaikan, jiwa redup rindu memeluk keindahan
Harapku,
agar resahku hilang ditelan samudara
Tetapi
terlucut lepas, ada hati yang tak sudi
Datanglah
pengemis santun
Membuang
segala nilai
Memohon
kekasihnya membuka matanya yang jelita
Cukuplah
itu membuat hidupnya manis
Tetapi
pertemuanpun begitu mahal
Namum
biarlah pedih menusuk
Kadar
cinta mungkin terlihat disana
Terbaca
dari bening airmata
Hanya
doa terucap
Hatiku,
Tuhanku, kuasailah
Rinduku,
Tuhanku, kabarkanlah
Resahku,
Tuhanku, ceritakanlah
Karena
aku telah lelah....
Tuhanku...
Lelah berkata-kata
Oktober 2009
Oktober 2009