Puncak Samosir
Seperti tikar terbentang pada pesta akbar
Birumu sejauh mata memandang
Ikan-ikan menari, alam raya
bersuling
Kilau airmu, ditingkah
alammu
Modigliani kagum
Dia bawa ceritanya ke kampung halamannya
Di negeri pizza
Soekarno tersenyum
Di waktu pembuangannya
Sikulit putih dari Eropa datang
Simata sipit berkunjung
Dengan mulut termangu
Terdiam begitu lama,
Kagum …….
Anak-anak gembira
Menyelam kedasarmu nan pensona
Mencari kepingan logam
Yang di lempar dan dilempar
lagi para tamu
Bukit sekelilingmu dengan
mesra
Berpegang tangan erat
mengawalmu
Tapi…
Kontrasmu bisu
Di puncak Samosir
Keindahanmu buat hati pilu
Penghunimu tumbuh bersama
gersang
Kekeringan dan kemiskinan
Menjadi teman yang akrab
sepanjang musim
Engkau terasing dari dunia
manusia
Sendiri bersama alam didalam
gelap
Melalui malam bersama
bunyi-bunyian sepi
Ditengah pokok kayu tanpa
batang dan tanpa daun
Danaumu dipuncak menjadi
kekeringan
Keserakahan membuatmu lara
Mereka tebang pohonmu
Tinggallah puing raksasa di
puncakmu
Dari sebuah bongkahan retak
sepanjang waktu
Anak-anak bermain gembira
Tak peduli tentang masa
depan
Tumbuh besar bersama
kehampaan
Tak ada mimpi tak ada asa
Dipuncak Samosir
Engkau tinggal lebih tinggi
Tetapi doamu tidak lebih
dekat
Kekontrasanmu membuat hati
pilu
Samosir, Mei 2004