Kamis, 16 September 2010

Bukit Cinta

Terhitung malam berlalu
kita pasrahkan waktu dan jarak menyita rindu
hingga malam telah jauh
tak jua kau ceritakan
perjalanan kaki dari asalmu

sebuncah gigil jiwaku masih berdiam dengan kelu
kau sisakan benih tangisan dari rindu yang berkobar
dan tak termaknakan
tinggallah kegamangan dari jiwa mengharap kepastian

kelamnya jiwaku menyerbu berhamburan
dari dalamnya penantian hadirmu
beribu gelisah memecah suasana hening
digaris kesunyian, gelap menelan bahagia
yang rindu kembali kebukit cinta

Aku coba menjalin puisi untuk cinta yang sempurna
yang kuserahkan dengan gagap
saat engkau datang kembali
tak kau hidupkan cahaya yang hampir padam
dan semangat yang telah pudar menghilang

sesuatu menghadang
tak bisa aku menggambarkannya
lalu maknakupun mengalir
dengan kata-kata yang ngilu kepadamu
sambil berharap engkau mengejar cemas
cintamu yang engkau tinggalkan.

23 Juni 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar